Di medan pertempuran
Aku melihat mereka membawa senjata yang mematikan
Pesawat tempur yang berterbangan
Dengan darah yang kami korbankan
Kami yang kecil ini menentang berharap menang
Kau tahu, apa yang menjadi senjata kami saat
melawan tentara tak berperikemanusiaan itu?
Ya, hanya batu, Saudaraku.
Batu hasil dari puing bangunan yang
mereka hancurkan,
Kulemparkan kembali kea rah manusia
berperilaku syaitan
Bilangan mereka terlalu ramai, tubuh
kami yang masih kecil ini kesulitan melawan mereka yang jumlahnya ratusan
bahkan ribuan.
Saudaraku, sungguh hari-hariku penuh
dengan rasa ketakutan
Tentara-tentara itu seperti singa yang
kelaparan
Mereka memukul kepalaku, mematahkan kaki
dan tanganku
Aku meringis kesakitan
Aku melihat saudara-saudaraku yang
lain sedang berjuang melawan
Sebagian lagi telah mati dan dibiarkan
tergeletak di jalanan
Aku tak sampai hati melihat jasad mereka
yang rusak karena tertimpah bangunan yang sengaja dihancurkan
Melihat jasad mereka yang hangus
terbakar karena bom yang sengaja diledakan
Aku memandang langi yang penuh dengan
asap, lalu berdoa;
“Ya
Allah, kuatkanlah tubuh saudara-saudaraku melebihi kuatnya berbagai senjata. Teguhkanlah iman mereka,
satukan jiwa mereka untuk melawan dan memperjuangkan hak mereka.
Ya
Allah, kumohon turunkan bala tentara langitmu sebagaimana telah Engkau turunkan
pasukan itu di saat perang Badar dan Khaibar. Aku tak ingin saudaraku bernasib
sama denganku.
Lindungi
mereka beri mereka pertolonganmu, ya Allah.
Laa
hawlaa walaa kuwwata illabillaah. Aamiin.”
Semakin lama, pandanganku semakin gelap.
Aku tak mampu lagi melihat tubuh-tubuh
yang diseret paksa, yang disiksa, bahkan tubuh-tubuh yang tergeletak tak
bernyawa.
Suara peluru yang ditembakan, suara bom
yang diledakan,
Suara tangisan dan rintihan kesakitan
pun semakin lama, semakin tak terdengar jelas di telinga.
Tubuhku tak lagi berdaya, “Laa illaha illallah…”
Rohku telah diambil Sang Maha Kuasa.
Visualisasi Puisinya, silakan tonton di sini.
Jangan lupa like, comment dan subscribe ya! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar