Hai, salam kenal.
Aku menulis surat ini untukmu,
perempuan yang (juga) mencintaimu.
Perempuan yang kerap hadir di
kepalaku, yang hanya bisa buat aku tersenyum sabar. Yang seringkali membuatku
kepayang. Untuk perempuan yang sampai sekarang aku tak mengenalinya.
Kau tak mungkin bertanya-tanya
siapa aku, kan? Ya, kau mengenaliku dengan buta. Karena itu, aku ingin kau
mengenaliku dengan mata terbuka.
Perkenalkan;
Hai, aku perempuan yang mencintai
laki-laki yang sama denganmu. Tapi aku rasa, aku lebih beruntung dari dirimu, aku
bisa memeluknya kapan saja, bisa mendengarnya bercerita, bisa tertawa bersama
dengannya, bisa mengeluh apa saja padanya, bisa melakukan apa saja padanya,
bisa mencintainya sebebas-bebasnya. Aku bisa melakukan itu semua dengannya. Ya,
tentu dengan lelaki yang selama ini mengabaikanmu. Lelaki yang mencintaiku
sampai sekarang ini.
Maaf, bukan maksud untuk pamer.
Karena kau tahu sendiri, kebahagiaan sudah berada dalam lingkaran kami. Kau tak
perlu lagi ikut campur denan urusan kami, memprovokasi dengan bualan busuk
semata. Kami tuli akan hal itu. Kau perlu tau, rasanya percuma kau melakukan
hal apapun untuk mendapatkan cintanya (lagi). Sekuat apapun kau merobohkan
hubungan kami, sekeras apapun kau berteriak perihal kejelekan (salah satu) dari
kami. Aku rasa percuma, itu hanya akan membuang-buang waktumu saja. Itu tak
perlu.
Hari ini, kutitipkan surat ini
padamu, meskipun aku tak tahu, kapan kau akan membacanya. Mungkin suatu hari, ketika kau menstalking salah satu akun sosial mediaku, kau lihat link yang kucantimi dalam linimasaku. Bukan kah begitu, kerjamu? Ah, sudahlah, aku ada pesan untuk kau baca;
Kau mencintainya, kan? Biarkan ia
bahagia, meski bukan dengan kau. Jangan paksa ia untuk mencintaimu, apalagi
dengan cara bodoh yang selama ini kaulakukan. Ini merugikan(hati)mu.
Berjuang dengan sehat; ikhlaskan dia dengan
yang lain, lelaki itu sudah bersamaku. Lebih baik gunakan
waktumu untuk mencintai orang yang mencintaimu juga, walau bukan dia yang kau
ingini. Cobalah cintai
lelaki lain yang mencintaimu, nanti kau akan terbiasa,lalu bahagia dengannya. Percayalah, witing tresno jalaran soko kulino.
Terima kasih.
Salam.
Dari aku, Perempuan yang dicintainya —Pampam.
Untukmu, Perempuan yang (juga) menggilainya
mencintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar