Perempuan Hujan

Senin, 27 Juli 2015

ORANG KECIL ORANG BESAR

Suatu hari yang cerah
Di dalam rumah yang gerah
Seorang anak yang lugu
Sedang diwejang ayah-ibunya yang lugu

Ayahnya berkata:
“Anakku,
Kau sudah pernah menjadi anak kecil
Janganlah kau nanti menjadi orang kecil!”

“Orang kecil, kecil peranannya
Kecil perolehannya,” tambah si ibu
“Ya,” lanjut ayahnya

“Orang kecil sangat kecil bagiannya.
Anak kecil masih mendingan,
Rengeknya didengarkan,
Suaranya diperhitungkan,
Orang kecil tak boleh memperdengarkan rengekan
Suaranya tak suara.”

Sang ibu ikut wanti-wanti:
“Betul, jangan sekali-kali jadi orang kecil
Orang kecil jika jujur ditipu
Jika menipu dijur
Jika bekerja digangguin
Jika mengganggu dikerjain.”

Ayah dan ibu berganti-ganti menasehati:
“Ingat, jangan sampai jadi orang kecil
Orang kecil jika ikhlas diperas
Jika diam ditikam
Jika protes dikentes
Jika usil dibedil.”

“Orang kecil jika hidup dipersoalkan
Jika mati tak dipersoalkan.”

“Lebih baik jadilah orang besar
Bagiannya selalu besar.”

“Orang besar jujur-tak jujur makmur
Benar-tak benar dibenarkan
Lalim-tak lalim dibiarkan.”

“Orang besar boleh bicara semaunya
Orang kecil paling jauh dibicarakan saja.”

“Orang kecil jujur dibilang tolol
Orang besar tolol dibilang jujur
Orang kecil berani dikata kurangajar
Orang besar kurangajar dikata berani.”

“Orang kecil mempertahankan hak
disebut pembikin onar
Orang besar merampas hak
disebut pendekar.”

Si anak terus diam tak berkata-kata.

Namun dalam dirinya bertanya-tanya:
“Anak kecil bisa menjadi besar
Tapi mungkinkah orang kecil
Menjadi orang besar?”

Besoknya entah sampai kapan
si anak terus mencoret-coret dinding kalbunya sendiri:

“O  r  a  n  g    k  e  c  i  l  ?  ?  ?
O  r  a  n  g    b  e  s  a  r  !  !  !”

1993

ORANG KECIL ORANG BESAR - Puisi karya KH. Mustofa Bisri.
Puisi yang menyentuh ketika saya dengarkan.
Dan saya ingin membagi puisi ini, untuk kaudengar (juga).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar